Tuesday, September 24, 2019

Bangunan Irigasi

BANGUNAN IRIGASI
Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang jenis dan fungsi daripada bangunan-bangunan irigasi, tidak ada salahnya kita mengenal dan mengetahui terlebih dahulu beberapa nama-nama bangunan yang biasa terdapat di sepanjang saluran, baik itu dari saluran induk sampai saluran sekunder. Yang jelas sepanjang saluran irigasi mulai dari hulu ( bangunan bendung/free intake ) sampai pengambilan terakhir (biasanya terdapat bangunan sadap akhir).


Secara garis besarnya saya akan memberikan sedikit contoh untuk tahapan-tahapan sebuah Pekerjaan Perencanaan Irigasi. Jadi cuma saya ambil garis besarnya saja, karena kalau secara mendetail, nanti justru kelihatan berbelit-belit. Karena semua itu sudah tercantum dalam Surat Kontrak antara Konsultan dan Dinas Pengairan. ( dari tahapan mencari data,investigasi,data curah hujan dll s/d menyajikan sebuah Produk Album Gambar beserta RAB dan sepekteknya.)
Jadi untuk Pekerjaan Perencanaan Irigasi ini memang sangat banyak sekali tahapan-tahapan dan laporan-laporan yang harus di kumpulkan selain album gambar.


Untuk jenis-jenis bangunan irigasi memang banyak sekali, untuk itu saya ambil saja jenis-jenis bangunan yang biasa dan sering terdapat di sepanjang saluran irigasi. (dari bangunan bendung sampai bangunan akhir).
Didalam Proyek Perencanaan, jenis-jenis bangunan yang terdapat di sepanjang saluran irigasi tersebut biasanya dituangkan atau di gambar secara pisah. Biasa disebut GAMBAR SKEMA BANGUNAN IRIGASI. Didalam gambar skema bangunan irigasi ini, dituliskan urutan bangunan tersebut dari mulai bendung sampai bangunan akhir. Dengan dituliskan jarak (Hm) dan Nomenklatur bangunan tersebut.

Perlu diketahui, untuk pembuatan Gambar SKEMA BANGUNAN IRIGASI ini, data bangunan dihasilkan dari kegiatan Inventory bangunan dilokasi lapangan. Dan untuk jarak (Hm) ditentukan dari kegiatan survey pengukuran, sehingga ditemukan jarak per tiap bangunan dari mulai bangunan bendung/free intake (Hm.0+00) sampai bangunan akhir.

Sebelum menentukan nama-nama bangunan irigasi, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan membedakan beberapa jenis saluran yang biasa terdapat di sepanjang saluran irigasi.


1. SALURAN UTAMA (SALURAN INDUK)/SALURAN PRIMER
Yaitu saluran yang dimulai dari hulu saluran (hilir intake bendung) sampai bangunan Bagi.
Biasanya disepanjang saluran induk ini terdapat beberapa bangunan pelengkap,antara lain :
- Alat Ukur
- Kantong Lumpur
- Penguras dan Pelimpah
- Gorong-gorong
- Jembatan
- Pembuang Masuk (Affour)
- Dan yang terakhir tentunya bangunan Bagi ataupun Bangunan Bagi Sadap

2. SALURAN SEKUNDER
Yaitu saluran yang dimulai dari bangunan Bagi ataupun bangunan Bagi Sadap sampai akhir saluran (saluran pertemuan), biasanya diakhir saluran ini terdapat bangunan Sadap Akhir. Yang mempunyai fungsi untuk membagi air ke beberapa saluran tersier. Bisa dengan bangunan Bok pembagian dengan metode Skot balk.
Biasanya disepanjang saluran sekunder ini banyak sekali ditemui beberapa bangunan utama dan bangunan pelengkap. Antara lain sebagai berikut :
- Bangunan Sadap
- Bangunan Corongan
- Bangunan Affour (pembuang masuk)
- Bangunan Plat Layan
- Bangunan Terjun
- Bangunan Gorong-gorong
- Bangunan Suplesi
- Bangunan Shipon
- Bangunan Penguras & Pelimpah
- Bangunan Got Miring
- Bangunan Talang
- Bangunan Cross Drain
- Bangunan Talang Pembuang
- Bangunan Pelimpah

3. SALURAN TERSIER
Yaitu saluran yang dimulai dari bangunan Sadap sampai saluran terakhir pengambilan (Bangunan Bok Tersier).
Di sepanjang saluran tersier ini bangunannya tidak banyak,biasanya hanya berupa Box Pertemuan antara saluran tersier kanan, kiri dan tengah. Dan untuk bangunan Box Tersier yang paling akhir biasanya hanya untuk menyuplai air ke sawah ( kanan dan kiri ) dan untuk arah yang tengah biasanya untuk saluran pembuangan.

Dengan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bangunan-bangunan apa saja yang biasa terdapat di sepanjang saluran irigasi, dari mulai bangunan bendung sampai bangunan sadap akhir.
Bangunan-bangunan tersebut adalah antara lain :

1. Bangunan Bendung / Free Intake (Pengambilan Bebas)
Bangunan pertama yang kita jumpai pada suatu daerah irigasi/pengairan yang biasanya dalam bentuk bendung permanen yang lengkap ataupun hanya sebuah bendung yang berupa bangunan Alur Pengarah Air atau biasa di sebut Free Intake.
Sebuah bangunan bendung tentunya mempunyai yang sangat dominan, baik itu bangunan bendung yang sifatnya sudah permanen ataupun masih berupa bangunan free intake.
Sebuah bangunan bendung yang dibangun apapun itu bentuknya, mempunyai fungsi dan tujuan untuk menampung aliran air sungai baik itu dengan drempel ataupun mercu bendung, kemudian mengarahkan aliran air tersebut ke pintu intake bendung. Dan untuk mengatur besarnya debit air yang sesuai dengan kebutuhan,biasanya dibuatkan/dipasang Pintu Sorong Baja dengan dilengkapi Plat Banjir Skerm. Dan dibagian tubuh mercu di lengkapi dengan penguras, agar disaat musim banjir air sungai tidak meluap.
Ini hanya gambaran secara global saja, karena untuk teorinya semua penempatan pintu intake,lebar penguras, tinggi mercu, lebar bendung, tinggi jagaan yang di ijinkan dan ukuran b,h pintu sorong baja tentunya harus melalui perhitungan tersendiri (hidrolika).















2. Bangunan Alat Ukur.
Bangunan alat ukur baik itu alat ukut Ambang Lebar ataupun alat ukur Cipollety, mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengatur debit air yang keluar dari intake bendung. Bangunan alat ukur yang dilengkapi dengan peil schal biasanya jaraknya tidak lebih dari 100 meter dari intake bendung. Ada yang berjarak 25 meter ataupun 50 meter. Dengan adanya bangunan ukur tersebut, diharapkan debit air normal ataupun di saat banjir bisa tercatat dan terkontrol secara berkala dan aliran air tetap terjaga secara kontinyu.




3. Bangunan Penguras.
Bangunan penguras ini diperlukan untuk mengurangi luapan air yang mengalir karena begitu banyaknya debit air yang tertampung. Biasanya itu terjadi pada saat musim penghujan. Dan fungsi utama dari bangunan penguras ini tentunya berfungsi untuk menguras air pada saat ada pekerjaan perbaikan bangunan ataupun saluran. Biasanya bangunan ini dilengkapi dengan pintu sorong baja dan kantong lumpur, agar tidak kesulitan pada saat mau menguras ataupun membuang air.
Penempatan bangunan ini biasanya menjadi satu dengan bangunan pelimpah, dan letak bangunan ini juga tidak asal-asalan. Karena harus tepat dibagian mana saluran itu sering meluap ataupun deket dengan bangunan pembuang masuk/affour. Seringnya saluran meluap karena di sepanjang saluran tersebut banyak sekali affour-affour atau pembuang masuk yang sifatnya masih alami,berupa tanah. Apalagi saluran irigasi yang letaknya di perbukitan, tentu sangat banyak pembuang masuk yang berasal dari dataran tinggi.
Nah di lokasi pertemuan antara saluran pembuang masuk dan saluran irigasi inilah, nantinya kita bisa buat desain bangunan Affour di lengkapi dengan bangunan pelimpah dan penguras, sehingga berbentuk seperti bok pertemuan. Tapi untuk membangun semua itu tentunya menyesuaikan dengan anggaran yang ada dan kebutuhan. Karena setiap lokasi tentunya berbeda-beda bentuknya




4. Bangunan Pelimpah
Bangunan Pelimpah ini fungsinya hampir sama dengan bangunan penguras. Cuma kalau bangunan pelimpah hanya mempunyai satu fungsi atau diperlukan untuk mengurangi debit air yang berlebihan. Sehingga apabila kondisi air saat itu sedang meluap, tentunya secara otomatis air akan dengan sendirinya melimpas melewati drempel pelimpah.
Penempatan bangunan pelimpah ini biasanya di tempat yang banyak saluran pembuangnya (affour).

5. Bangunan Bagi
Bangunan ini letaknya diakhir saluran primer ataupun saluran sekunder. Jika penempatannya di saluran primer, berarti bangunan tersebut dinamakan bangunan Bagi, yang artinya sebuah bangunan yang fungsinya untuk membagi ke beberapa saluran. Bisa ke saluran primer lagi ataupun bisa ke saluran sekunder. Disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Intinya bangunan bagi adalah bangunan yang biasanya berupa box pembagian ke saluran sekunder.

6. Bangunan Bagi Sadap
Bangunan ini letaknya di sepanjang saluran sekunder. Bangunan Bagi Sadap ini mempunyai fungsi untuk membagi beberapa saluran sekunder yang mempunyai dua atau tiga cabang arah saluran sekunder.
Dengan bangunan bagi sadap ini, aliran air dan debit air dari saluran primer bisa di bagi dengan rata atau menyesuaikan kebutuhan debit masing-masing saluran sekunder yang bercabang tersebut.Untuk membagi debit air tersebut bangunan sadap bagi dipasang mistar ukur atau peil schal pada tiap pintu masuk ke saluran sekunder tersebut.

7. Bangunan Talang
Bangunan talang diperlukan apabila saluran irigasi tersebut melewati saluran pembuang, sungai, atau kondisi tanah yang tidak memungkinkan aliran air itu tidak dapat mengalir. Bangunan talang ini biasanya terdapat pada saluran irigasi yang berada di pegunungan atau perbukitan.
Bentuk dan macamnya banyak sekali, tergantung lokasi daerah masing-masing. Ada yang berupa talang dari pipa, bambu, plat sampai dengan bentuk talang beton. Semua itu tergantung dari kebutuhan dan anggaran yang tersedia.

8. Bangunan Cross Drain
Bangunan ini letaknya berada di bawah saluran irigasi. Bangunan cross drain ini di bangun dengan tujuan untuk menghindarkan kebocoran-kebocoran dari saluran irigasi. Biasanya saluran yang berada dibawah saluran irigasi ini bentuknya masih berupa saluran tanah, sehingga dikhawatirkan akan menggerus dan merusak saluran irigasi yang berada diatasnya.

9. Bangunan Gorong-gorong
Bangunan ini biasanya paling banyak terdapat di daerah permukiman, karena di tempat inilah banyak sekali jalan-jalan penghubung. Baik itu jalan raya, jalan tanah ataupun gang-gang. Terkadang dengan adanya trace saluran pembawa yang panjang, tidak menutup kemungkinan saluran irigasi tersebut melewati daerah permukiman. Dengan adanya bangunan gorong-gorong, diharapkan aliran dari saluran irigasi dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu aktivitas masyarakat dan lalu lintas yang ada.

10. Bangunan Sadap.
Bangunan sadap dibangun dengan tujuan agar kebutuhan para petani mengenai air ke persawahan dapat teratasi. Untuk areal persawahan yang agak jauh dari saluran irigasi biasanya dibuatkan trace saluran pembawa tersier baru untuk mencapai areal persawahan tersebut. Untuk membangun bangunan sadap, tentunya harus dilihat dulu berapa luas areal persawahan yang akan di airi. Kalau ternyata luasnya kurang dari 5 hektar, tentunya cukup dibuatkan bangunan corongan saja. Sehingga biaya pembuatannya juga hemat.
Kalau memang itu harus dibuatkan bangunan sadap, untuk trace saluran pembawa bisa swadaya dari para petani atau masyarakat dengan cara kerja bakti secara gotong-royong.

11. Bangunan Corongan
Bangunan ini biasanya bentuknya masih sederhana yaitu dengan menggunakan pipa pralon ataupun bambu, karena posisi letak areal persawahannya berdekatan atau sejajar dengan saluran irigasi. Untuk bentuk yang sederhana ini sebenarnya suatu pemborosan debit air, karena secara tidak langsung air akan terus mengalir ke areal persawahan. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dapat dibuatkan bangunan corongan yang permanen, yaitu dengan sistem skot balk yang dipasangi dengan pintu angkat. Sehingga air yang keluar dapat terkontrol dan sesuai dengan kebutuhan debit airnya.

12. Bangunan Terjun
Bangunan terjun sangat diperlukan pada perencanaan saluran irigasi yang kondisi medannya mempunyai kemiringan yang curam ataupun pada daerah-daerah perbukitan. Nah, dalam sebuah perencanaan saluran irigasi yang mempunyai kemiringan yang curam (nilai kemiringannya besar), maka untuk menghindari adanya kecepatan aliran air, dapat dibangun konstruksi bangunan terjun.

Kita dapat mengambil beberapa ruas dengan terjunan rendah dan juga dapat membagi saluran ruas-ruas yang jumlahnya sedikit dengan membuat terjunan yang tinggi.
Pada umumnya tinggi terjunan pada saluran irigasi berkisar 1 - 2.50 m, dan lebar dimensi aliran dibuat minimal sama dengan lebar dasar saluran di bagian hulu terjun.
Dan untuk mencegah tergerusnya lantai dasar saluran dibagian hilir terjun, biasanya dibuatkan sebuah kolam olak. Kolam olak dibutuhkan jika tinggi terjunan itu sendiri lebih dari 0.80 m, tapi juga menyesuaikan kondisi medan dan kecepatan aliran.
Untuk panjang kolam olak dapat dibuat 1/5 dari tinggi terjun itu sendiri.
Kolam olak pada bangunan terjun juga berfungsi untuk meredam kecepatan aliran, sehingga aliran yang sudah melewati kolam olak tersebut, kecepatan daripada aliran air tersebut akan berkurang dengan sendirinya. Hal ini akan mengurangi kerusakan pada pasangan/lining ataupu tanggul tanah dibagian hilir bangunan terjun tersebut.

Ok sobat, saya kira ini dulu ya penjelasan tentang jenis dan fungsi bangunan irigasi, nanti di lain waktu akan saya posting beberapa contoh gambar desain bangunan yang sudah saya buat selama mengerjakan Proyek Perencanaan Irigasi dengan menggunakan program Autocad release 2010.
Dan sobat juga bisa download kok filenya dalam format zip, jadi sobat bisa langsung membuka gambar di autocadnya langsung.

Beberapa contoh gambar desain bangunan irigasi dengan menggunakan program Autocad release 2010.





2. BANGUNAN FREE INTAKE ( BANGUNAN PENGAMBILAN BEBAS )



3. BANGUNAN AFFOUR (PEMBUANG MASUK)






BEBARAPA CONTOH GAMBAR DESAIN
BANGUNAN AFFOUR (PEMBUANG MASUK)





4. BANGUNAN SADAP












BEBERAPA CONTOH GAMBAR DESAIN BANGUNAN SADAP





















Demikian beberapa macam dan bentuk bangunan irigasi beserta beberapa contoh gambar desain bangunan irigasi.

Semoga artikel ini bermanfaat










Sunday, May 8, 2016

Maksud dan Tujuan Pengairan




Memperkuat dan mempertahankan ketahanan pangan Nasional merupakan salah satu tujuan utama dari pembangunan Indonesia (khususnya pembangunan di bidang pertanian).
Dan untuk mencapai tujuan tersebut, ada dua komponen penting dalam strategi pembangunan pertanian, yaitu sebagai berikut :
a. Meningkatkan hasil pertanian atau meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani
b. Memperluas kesempatan kerja dibidang/sektor pertanian, sehingga dapat menekan angka pengangguran.

Secara nasional, bahan makanan pokok kita adalah nasi yang berasal dari beras yang sudah diolah. Pemerintah sudah membuat begitu banyak jenis program untuk meningkatkan hasil dari sektor pertanian, dan berusaha agar dapat mencukupi kebutuhan bahan makanan secara nasional,terutama padi.
Padi yang ditanam diareal persawahan tentunya memerlukan air yang banyak dan harus diatur sedemikian rupa supaya dapat memenuhi kebutuhan.

Dan sistem pengaturan akan kebutuhan air tersebut dinamakan pengairan.
Sistem pengairan sudah dikenal sejak dahulu, lebih dari 4000 tahun sebelum Masehi. Hal ini terbukti dari catatan-catatan peninggalan saman dahulu,dan hasil dari penggalian-penggalian tanah di daerah Mesir di lembah sungai Nil, atau Mesopotania di daerah dataran antara sungai Tigris dan Euprath.
Ternyata pada waktu itu, daerah Mesir dan Mesopotania merupakan daerah yang subur dan makmur dikarenakan telah diselenggarakan pengairan secara teratur.


TUJUAN PENGAIRAN
Maksud daripada pengairan adalah mengalirkan air dengan menggunakan berbagai cara dan akal untuk kepentingan bercocok tanam, membagi-bagikan pada beberapa daerah persawahan atau ladang dengan cara yang teratur. Kemudian dibuang ke saluran-saluran pembuang atau sungai-sungai dengan teratur pula setelah dipergunakan. Ada juga beberapa saluran pembuang tersebut dialirkan ke saluran sekunder lagi, sehingga dapat menambah debit air di saluran tersebut. Saluran-saluran yang mengalir ke saluran sekunder di sebut dengan Affour atau pembuang masuk.


Sedangkan tujuan dari pengairan itu sendiri juga tergantung daripada kebutuhan akan air, dan untuk apa pengairan itu diselenggarakan.
Ada bermacam-macam tujuan diselenggarakan pengairan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Membasahi bidang tanah, karena di daerah tersebut intensitas turunnya hujan jarang/tidak menentu
b. Menambah kekurangan pupuk tanah
c. Menaikkan permukaan tanah atau rawa-rawa
d. Menaikkan air tanah
e. Mengatur suhu tanah


a. Membasahi bidang tanah, karena di daerah tersebut intensitas turunnya hujan jarang/tidak menentu.
Kita mengetahui bahwa Indonesia mempunyai dua musim dalam 1 tahun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. JIka di Pulau Jawa, musim kemarau antara bulan Mei hingga akhir bulan Oktober. Dan musim hujan berkisar antara bulan Nopember hingga bulan April. Tapi untuk saat ini, perubahan-perubahan cuaca sulit untuk diprediksikan sebelumnya. Dan ini secara langsung juga sangat mempengaruhi daripada hasil produksi pertanian.

Walaupun demikian, banyaknya hujan yang turun pada suatu daerah sudah dapat diperhitungkan. Akan tetapi untuk turunnya hujan kadang-kadang tidak menentu, dan tidak sesuai dengan kebutuhan air di daerah tersebut.
Untuk memenuhi kekurangan akan kebutuhan air dikarenakan berkurangnya hujan yang turun, maka dialirkan air dari sungai, atau tempat-tempat lain, seperti danau, waduk, bendungan dan lain sebagainya.
Maka jelaslah bahwa tujuan daripada pengairan itu sendiri adalah untuk menambah kekurangan air dan membasahi tanah guna kepentingan hidupnya tanaman.


b. Menambah Kekurangan Pupuk Tanah.
Apabila sebidang tanah tanah secara terus-menerus ditanami oleh tumbuh-tumbuhan dengan tidak henti-hentinya, maka lama kelamaan tanah tersebut tidak subur, dikarenakan makin berkurangnya pupuk tanah.
Dengan cara mengalirkan air, terutama air dari sungai, maka lumpur yang mengandung zat-zat yang berguna bagi tanaman dan terapung dalam air sungai akan mengendap diatas permukaan tanah, sehingga dengan sendirinya akan menambah kesuburan tanah.

Tetapi ada yang perlu diperhatikan bahwa tidak semua lumpur dari sungai itu berguna bagi tanaman, terutama apabila banyak bercampur dengan kapur (ferro dan natrium carbonat) yang lambat laun akan menyebabkan permukaan tanah yang ditanami menjadi padat sekali, sehingga mengakibatkan akar-akar tanaman tersebut tidak dapat berkembang dengan baik.
Zat-zat yang penting bagi pertumbuhan tanaman diantaranya adalah, zat-zat organis, nitrogen, fosfor dan kalium.

c. Menaikkan Permukaan Tanah atau Rawa-rawa
Di daerah pantai dimana banyak terdapat tanah rendah atau rawa -rawa, maka ke dalam tanah rendah atau rawa-rawa tersebut dialirkan air dari sungai yang banyak mengandung lumpur. Karena air tersebut menggenangi tanah yang rendah tersebut, maka lumpurnya akan mengendap, sehingga lama-kelamaan permukaan tanah tersebut menjadi tinggi, sehingga dapat dipergunakan sebagai lahan pertanian.
Cara menaikkan permukaan tanah dengan cara mengalirkan air ke dalam rawa-rawa ini dinamakan '' colmatage ''.


d. Menaikkan Air Tanah
Dengan adanya saluran-saluran pengairan dengan sendirinya tanah dikanan-kiri saluran akan mendapat pengaruh yang menguntungkan. Sebagian dari air yang mengalir dari saluran tersebut akan meresap ke dalan tanah, sehingga dengan demikian air tanah di kanan-kiri saluran menjadi naik. Karena air tanah menjadi tinggi, maka akan sangat bermanfaat terhadap tanaman. Khususnya tanaman yang ditanam di bagian kanan-kiri tanggul saluran.






Sebelum menentukan nama-nama bangunan irigasi, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan membedakan beberapa jenis saluran yang biasa terdapat di sepanjang saluran irigasi.

1. SALURAN UTAMA (SALURAN INDUK)/SALURAN PRIMER
Yaitu saluran yang dimulai dari hulu saluran (hilir intake bendung) sampai bangunan Bagi.
Biasanya disepanjang saluran induk ini terdapat beberapa bangunan pelengkap,antara lain :
- Alat Ukur
- Kantong Lumpur
- Penguras dan Pelimpah
- Gorong-gorong
- Jembatan
- Pembuang Masuk (Affour)
- Dan yang terakhir tentunya bangunan Bagi ataupun Bangunan Bagi Sadap

2. SALURAN SEKUNDER
Yaitu saluran yang dimulai dari bangunan Bagi ataupun bangunan Bagi Sadap sampai akhir saluran (saluran pertemuan), biasanya diakhir saluran ini terdapat bangunan Sadap Akhir. Yang mempunyai fungsi untuk membagi air ke beberapa saluran tersier. Bisa dengan bangunan Bok pembagian dengan metode Skot balk.
Biasanya disepanjang saluran sekunder ini banyak sekali ditemui beberapa bangunan utama dan bangunan pelengkap. Antara lain sebagai berikut :
- Bangunan Sadap
- Bangunan Corongan
- Bangunan Affour (pembuang masuk)
- Bangunan Plat Layan
- Bangunan Terjun
- Bangunan Gorong-gorong
- Bangunan Suplesi
- Bangunan Shipon
- Bangunan Penguras & Pelimpah
- Bangunan Got Miring
- Bangunan Talang
- Bangunan Cross Drain
- Bangunan Talang Pembuang
- Bangunan Pelimpah

3. SALURAN TERSIER
Yaitu saluran yang dimulai dari bangunan Sadap sampai saluran terakhir pengambilan (Bangunan Bok Tersier).
Di sepanjang saluran tersier ini bangunannya tidak banyak,biasanya hanya berupa Box Pertemuan antara saluran tersier kanan, kiri dan tengah. Dan untuk bangunan Box Tersier yang paling akhir biasanya hanya untuk menyuplai air ke sawah ( kanan dan kiri ) dan untuk arah yang tengah biasanya untuk saluran pembuangan.

Dengan keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bangunan-bangunan apa saja yang biasa terdapat di sepanjang saluran irigasi, dari mulai bangunan bendung sampai bangunan sadap akhir.
Bangunan-bangunan tersebut adalah antara lain :

1. Bangunan Bendung / Free Intake (Pengambilan Bebas)
Bangunan pertama yang kita jumpai pada suatu daerah irigasi/pengairan yang biasanya dalam bentuk bendung permanen yang lengkap ataupun hanya sebuah bendung yang berupa bangunan Alur Pengarah Air atau biasa di sebut Free Intake.
Sebuah bangunan bendung tentunya mempunyai yang sangat dominan, baik itu bangunan bendung yang sifatnya sudah permanen ataupun masih berupa bangunan free intake.
Sebuah bangunan bendung yang dibangun apapun itu bentuknya, mempunyai fungsi dan tujuan untuk menampung aliran air sungai baik itu dengan drempel ataupun mercu bendung, kemudian mengarahkan aliran air tersebut ke pintu intake bendung. Dan untuk mengatur besarnya debit air yang sesuai dengan kebutuhan,biasanya dibuatkan/dipasang Pintu Sorong Baja dengan dilengkapi Plat Banjir Skerm. Dan dibagian tubuh mercu di lengkapi dengan penguras, agar disaat musim banjir air sungai tidak meluap.
Ini hanya gambaran secara global saja, karena untuk teorinya semua penempatan pintu intake,lebar penguras, tinggi mercu, lebar bendung, tinggi jagaan yang di ijinkan dan ukuran b,h pintu sorong baja tentunya harus melalui perhitungan tersendiri (hidrolika).

2. Bangunan Alat Ukur.
Bangunan alat ukur baik itu alat ukut Ambang Lebar ataupun alat ukur Cipollety, mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengatur debit air yang keluar dari intake bendung. Bangunan alat ukur yang dilengkapi dengan peil schal biasanya jaraknya tidak lebih dari 100 meter dari intake bendung. Ada yang berjarak 25 meter ataupun 50 meter. Dengan adanya bangunan ukur tersebut, diharapkan debit air normal ataupun di saat banjir bisa tercatat dan terkontrol secara berkala dan aliran air tetap terjaga secara kontinyu.

3. Bangunan Penguras.
Bangunan penguras ini diperlukan untuk mengurangi luapan air yang mengalir karena begitu banyaknya debit air yang tertampung. Biasanya itu terjadi pada saat musim penghujan. Dan fungsi utama dari bangunan penguras ini tentunya berfungsi untuk menguras air pada saat ada pekerjaan perbaikan bangunan ataupun saluran. Biasanya bangunan ini dilengkapi dengan pintu sorong baja dan kantong lumpur, agar tidak kesulitan pada saat mau menguras ataupun membuang air.
Penempatan bangunan ini biasanya menjadi satu dengan bangunan pelimpah, dan letak bangunan ini juga tidak asal-asalan. Karena harus tepat dibagian mana saluran itu sering meluap ataupun deket dengan bangunan pembuang masuk/affour. Seringnya saluran meluap karena di sepanjang saluran tersebut banyak sekali affour-affour atau pembuang masuk yang sifatnya masih alami,berupa tanah. Apalagi saluran irigasi yang letaknya di perbukitan, tentu sangat banyak pembuang masuk yang berasal dari dataran tinggi.
Nah di lokasi pertemuan antara saluran pembuang masuk dan saluran irigasi inilah, nantinya kita bisa buat desain bangunan Affour di lengkapi dengan bangunan pelimpah dan penguras, sehingga berbentuk seperti bok pertemuan. Tapi untuk membangun semua itu tentunya menyesuaikan dengan anggaran yang ada dan kebutuhan. Karena setiap lokasi tentunya berbeda-beda bentuknya.

4. Bangunan Pelimpah
Bangunan Pelimpah ini fungsinya hampir sama dengan bangunan penguras. Cuma kalau bangunan pelimpah hanya mempunyai satu fungsi atau diperlukan untuk mengurangi debit air yang berlebihan. Sehingga apabila kondisi air saat itu sedang meluap, tentunya secara otomatis air akan dengan sendirinya melimpas melewati drempel pelimpah.
Penempatan bangunan pelimpah ini biasanya di tempat yang banyak saluran pembuangnya (affour).

5. Bangunan Bagi
Bangunan ini letaknya diakhir saluran primer ataupun saluran sekunder. Jika penempatannya di saluran primer, berarti bangunan tersebut dinamakan bangunan Bagi, yang artinya sebuah bangunan yang fungsinya untuk membagi ke beberapa saluran. Bisa ke saluran primer lagi ataupun bisa ke saluran sekunder. Disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Intinya bangunan bagi adalah bangunan yang biasanya berupa box pembagian ke saluran sekunder.

6. Bangunan Bagi Sadap
Bangunan ini letaknya di sepanjang saluran sekunder. Bangunan Bagi Sadap ini mempunyai fungsi untuk membagi beberapa saluran sekunder yang mempunyai dua atau tiga cabang arah saluran sekunder.
Dengan bangunan bagi sadap ini, aliran air dan debit air dari saluran primer bisa di bagi dengan rata atau menyesuaikan kebutuhan debit masing-masing saluran sekunder yang bercabang tersebut.Untuk membagi debit air tersebut bangunan sadap bagi dipasang mistar ukur atau peil schal pada tiap pintu masuk ke saluran sekunder tersebut.

7. Bangunan Talang
Bangunan talang diperlukan apabila saluran irigasi tersebut melewati saluran pembuang, sungai, atau kondisi tanah yang tidak memungkinkan aliran air itu tidak dapat mengalir. Bangunan talang ini biasanya terdapat pada saluran irigasi yang berada di pegunungan atau perbukitan.
Bentuk dan macamnya banyak sekali, tergantung lokasi daerah masing-masing. Ada yang berupa talang dari pipa, bambu, plat sampai dengan bentuk talang beton. Semua itu tergantung dari kebutuhan dan anggaran yang tersedia.

8. Bangunan Cross Drain
Bangunan ini letaknya berada di bawah saluran irigasi. Bangunan cross drain ini di bangun dengan tujuan untuk menghindarkan kebocoran-kebocoran dari saluran irigasi. Biasanya saluran yang berada dibawah saluran irigasi ini bentuknya masih berupa saluran tanah, sehingga dikhawatirkan akan menggerus dan merusak saluran irigasi yang berada diatasnya.

9. Bangunan Gorong-gorong
Bangunan ini biasanya paling banyak terdapat di daerah permukiman, karena di tempat inilah banyak sekali jalan-jalan penghubung. Baik itu jalan raya, jalan tanah ataupun gang-gang. Terkadang dengan adanya trace saluran pembawa yang panjang, tidak menutup kemungkinan saluran irigasi tersebut melewati daerah permukiman. Dengan adanya bangunan gorong-gorong, diharapkan aliran dari saluran irigasi dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu aktivitas masyarakat dan lalu lintas yang ada.

10. Bangunan Sadap.
Bangunan sadap dibangun dengan tujuan agar kebutuhan para petani mengenai air ke persawahan dapat teratasi. Untuk areal persawahan yang agak jauh dari saluran irigasi biasanya dibuatkan trace saluran pembawa tersier baru untuk mencapai areal persawahan tersebut. Untuk membangun bangunan sadap, tentunya harus dilihat dulu berapa luas areal persawahan yang akan di airi. Kalau ternyata luasnya kurang dari 5 hektar, tentunya cukup dibuatkan bangunan corongan saja. Sehingga biaya pembuatannya juga hemat.
Kalau memang itu harus dibuatkan bangunan sadap, untuk trace saluran pembawa bisa swadaya dari para petani atau masyarakat dengan cara kerja bakti secara gotong-royong.

11. Bangunan Corongan
Bangunan ini biasanya bentuknya masih sederhana yaitu dengan menggunakan pipa pralon ataupun bambu, karena posisi letak areal persawahannya berdekatan atau sejajar dengan saluran irigasi. Untuk bentuk yang sederhana ini sebenarnya suatu pemborosan debit air, karena secara tidak langsung air akan terus mengalir ke areal persawahan. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dapat dibuatkan bangunan corongan yang permanen, yaitu dengan sistem skot balk yang dipasangi dengan pintu angkat. Sehingga air yang keluar dapat terkontrol dan sesuai dengan kebutuhan debit airnya.

12. Bangunan Terjun
Bangunan terjun sangat diperlukan pada perencanaan saluran irigasi yang kondisi medannya mempunyai kemiringan yang curam ataupun pada daerah-daerah perbukitan. Nah, dalam sebuah perencanaan saluran irigasi yang mempunyai kemiringan yang curam (nilai kemiringannya besar), maka untuk menghindari adanya kecepatan aliran air, dapat dibangun konstruksi bangunan terjun.

Kita dapat mengambil beberapa ruas dengan terjunan rendah dan juga dapat membagi saluran ruas-ruas yang jumlahnya sedikit dengan membuat terjunan yang tinggi.
Pada umumnya tinggi terjunan pada saluran irigasi berkisar 1 - 2.50 m, dan lebar dimensi aliran dibuat minimal sama dengan lebar dasar saluran di bagian hulu terjun.
Dan untuk mencegah tergerusnya lantai dasar saluran dibagian hilir terjun, biasanya dibuatkan sebuah kolam olak. Kolam olak dibutuhkan jika tinggi terjunan itu sendiri lebih dari 0.80 m, tapi juga menyesuaikan kondisi medan dan kecepatan aliran.
Untuk panjang kolam olak dapat dibuat 1/5 dari tinggi terjun itu sendiri.
Kolam olak pada bangunan terjun juga berfungsi untuk meredam kecepatan aliran, sehingga aliran yang sudah melewati kolam olak tersebut, kecepatan daripada aliran air tersebut akan berkurang dengan sendirinya. Hal ini akan mengurangi kerusakan pada pasangan/lining ataupu tanggul tanah dibagian hilir bangunan terjun tersebut.

Ok sobat, saya kira ini dulu ya penjelasan tentang jenis dan fungsi bangunan irigasi, nanti di lain waktu akan saya posting beberapa contoh gambar desain bangunan yang sudah saya buat selama mengerjakan Proyek Perencanaan Irigasi dengan menggunakan program Autocad release 2010.
Dan sobat juga bisa download kok filenya dalam format zip, jadi sobat bisa langsung membuka gambar di autocadnya langsung



























GAMBAR DESAIN BANGUNAN CORONGAN








BANGUNAN SADAP















BEBERAPA CONTOH GAMBAR DESAIN BANGUNAN SADAP














NB : Bagi teman-teman yang kebetulan lagi membutuhkan Berbagai macam Contoh Gambar Desain Bangunan Irigasi dalam bentuk File DWG Autocad Release 2010 semua sudah saya simpan di www.tokofile.com ( semua asli original hasil karya saya sendiri saat mengerjakan beberapa proyek Perencanaan Irigasi ).

A. GAMBAR DESAIN BANGUNAN :
1. Desain Bangunan Bendung dan Free Intake (Pengambilan Bebas)
2. Kumpulan Desain bangunan Sadap
3. Kumpulan Desain bangunan Groundsill lapisan batu bronjong
4. Gambar Standar Pintu Air (pintu angkat & pintu sorong baja)
5. Gambar Desain Bangunan Krib Bronjong
6. Gambar Desain bangunan Affour (pembuang masuk)
7. Desain bangunan talang beton (pakai tiang foot plat)
8. Standar Pintu Katrol untuk bangunan bendungan
9. Kumpulan desain gambar Bendung

B. PERHITUNGAN HIDROLIKA :
1. Bangunan Kantong Lumpur
2. Stabilitas bangunan Bendung
3. Stabilitas Talud Penahan Tanah (abutment, pondasi talud)
4. Stabilitas dinding penahan tanah (pasangan batu bronjong)
5. Perhitungan bukaan pintu intake bendung & alat ukur
6. Perhitungan hidraulis groundsil dengan konstruksi batu bronjong
Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat.


TokoFile.com


Beberapa Artikel yang terkait:

1. CONTOH GAMBAR DESAIN BANGUNAN IRIGASI

2. DESAIN  BANGUNAN IRIGASI